Opium adalah obat yang telah ada selama berabad-abad. Ini pertama kali digunakan oleh orang Yunani kuno dan kemudian oleh orang Romawi. Setelah itu, menyebar ke Cina di mana itu menjadi obat yang populer. Baru pada tahun 1800-an opium mulai digunakan secara rekreasi di Barat. Saat ini, opium sebagian besar dikaitkan dengan obat-obatan terlarang dan kecanduan. Namun, yang tidak diketahui banyak orang adalah bahwa opium juga memiliki sejarah penggunaan obat yang panjang. Dalam posting blog ini, kita akan mengeksplorasi sejarah opium yang sedikit diketahui dan manfaat pengobatannya.
Sejarah opium yang panjang dan beragam
Opium telah digunakan selama berabad-abad sebagai pereda nyeri dan obat penenang. Penggunaan opium yang paling awal diketahui berasal dari periode Neolitik di Cina. Ini pertama kali dibudidayakan di lembah Sungai Yangtze yang lebih rendah sekitar 3400 SM.
Orang Mesir kuno juga menggunakan opium, dan disebutkan dalam Papirus Ebers, sebuah teks medis Mesir yang berasal dari tahun 1550 SM. Pada Abad Pertengahan, opium digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, termasuk masalah pencernaan, sakit gigi, dan infeksi pernapasan.
Selama abad ke-18, opium menjadi semakin populer sebagai narkoba di Eropa. Pada awal abad ke-19, itu digunakan oleh penulis dan seniman seperti Edgar Allan Poe dan Samuel Taylor Coleridge untuk meningkatkan kreativitas mereka.
Pada tahun 1839, pasukan Inggris menginvasi Cina dalam upaya untuk menghentikan perdagangan opium ilegal. Ini mengakibatkan Perang Candu Pertama, yang berakhir dengan Inggris mendapatkan kendali atas Hong Kong. Pada tahun 1876, perang lain terjadi karena opium, kali ini antara Rusia dan Turki. Konflik ini dikenal sebagai Perang Rusia-Turki tahun 1877-78.
Setelah perang ini, semakin banyak protes publik terhadap penggunaan opium. Pada tahun 1909, Komisi Opium Internasional dibentuk untuk mengatur perdagangan opium dan mencegah penyalahgunaannya. Pada tahun 1912, Tiongkok mengesahkan undang-undang yang melarang produksi dan penjualan opium di dalam perbatasannya.
Terlepas dari langkah-langkah ini, opium terus digunakan
Opium sebagai obat
Sementara opium paling sering dikaitkan dengan penggunaan ilegal, obat ini memiliki sejarah panjang aplikasi medis. Faktanya, opium pernah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengobatan Barat dan digunakan untuk mengobati berbagai kondisi.
Opium berasal dari tanaman opium dan mengandung sejumlah alkaloid aktif, yang paling terkenal adalah morfin. Alkaloid ini dapat memiliki efek penghilang rasa sakit yang kuat, itulah sebabnya opium telah digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit selama berabad-abad.
Selain pereda nyeri, opium juga digunakan untuk mengobati berbagai kondisi medis lainnya seperti diare, batuk, bahkan depresi. Obat-obatan berbasis opium sangat populer di abad ke-19, ketika banyak digunakan oleh dokter dan apotek.
Namun, penggunaan opium untuk rekreasi akhirnya menyebabkannya dilarang di banyak negara. Sementara penggunaan obatnya sekarang sebagian besar dilupakan, masih ada minat untuk menggunakan opium untuk tujuan medis. Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa alkaloid tertentu dalam opium dapat membantu meringankan gejala diare.
Jadi sementara reputasi opium sebagian besar negatif karena hubungannya dengan kecanduan dan kejahatan, penting untuk diingat bahwa obat tersebut memiliki sejarah panjang penggunaan obat. Opium mungkin tidak lagi digunakan secara luas sebagai obat, namun manfaat potensialnya tidak boleh diabaikan.
Perdagangan opium
Kebanyakan orang mengenal opium sebagai obat rekreasional yang sangat adiktif, tetapi hanya sedikit yang tahu bahwa opium pernah menjadi zat obat yang penting. Selama berabad-abad, opium digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk nyeri, diare, dan batuk. Itu bahkan diberikan kepada anak-anak dalam dosis kecil untuk membantu mereka tidur.
Penggunaan opium untuk tujuan medis dimulai di Tiongkok kuno, di mana opium digunakan sebagai analgesik dan pengobatan diare. Itu akhirnya sampai ke Timur Tengah dan Eropa, di mana itu menjadi bagian penting dari perawatan medis. Kecanduan opium tidak umum selama periode ini; sebaliknya, orang biasanya menggunakannya secara bertanggung jawab di bawah pengawasan dokter.
Meluasnya penggunaan opium sebagai obat berakhir pada awal abad ke-20 setelah munculnya opioid sintetik seperti morfin dan heroin. Obat-obatan ini lebih manjur dan tidak membuat ketagihan dibandingkan opium, membuatnya lebih disukai untuk penggunaan medis. Namun, mereka juga memiliki potensi penyalahgunaan, yang pada akhirnya berujung pada kriminalisasi.
Terlepas dari status kriminalnya, opium terus digunakan secara medis di beberapa bagian dunia. Di China, misalnya, praktisi pengobatan tradisional China terkadang meresepkannya untuk menghilangkan rasa sakit atau kondisi lainnya. Dan di beberapa negara di Asia Tenggara, opium masih digunakan sebagai penekan batuk.
Perang Candu
Pada awal abad ke-19, dua perang terjadi antara Tiongkok dan Inggris Raya atas perdagangan opium, narkotika yang berasal dari tanaman opium. Opium legal di China pada saat itu dan diimpor oleh pedagang Inggris.
Comentários