Rehabilitasi narkoba adalah proses yang bertujuan untuk mendidik dan meningkatkan keterampilan seseorang agar dapat hidup tanpa bergantung pada narkoba. Metode 12 langkah yang sering digunakan dalam rehabilitasi narkoba ini meliputi:
1. Mengakui adanya masalah
2. Mengakui kebutuhan untuk berubah
3. Memutuskan untuk berubah
4. Menetapkan tujuan
5. Membuat rencana untuk mencapai tujuan
6. Melakukan perubahan dalam kehidupan sehari-hari
7. Mengikuti program rehabilitasi narkoba
8. Membangun hubungan yang baik dengan orang lain
9. Mengajarkan orang lain bagaimana hidup tanpa narkoba
10. Terus melakukan perubahan dalam kehidupan sehari-hari
11. Membantu orang lain yang menderita masalah narkoba
12. Tetap hidup tanpa narkoba
Metode 12 langkah yang populer dalam rehabilitasi narkoba
1. Pertama, pasien dibawa ke pusat rehab untuk dilakukan pemeriksaan medis dan psikologis.
2. Kedua, pasien diberikan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru di pusat rehab.
3. Ketiga, pasien mulai mengikuti program terapi yang telah ditentukan oleh dokter dan psikolog.
4. Keempat, setelah selesai mengikuti program terapi, pasien akan dimonitor oleh tim medis dan psikolog secara berkala untuk memastikan kondisinya stabil.
5. Kelima, jika kondisi pasien sudah stabil, maka ia akan diberikan beberapa tugas atau pekerjaan di pusat rehab sebagai bentuk rehabilitasi sosial.
6. Keenam, setelah selesai melakukan rehabilitasi sosial, pasien akan kembali dimonitor oleh tim medis dan psikolog secara berkala hingga ia benar-benar siap untuk pulang dan melanjutkan hidup normal di masyarakat luar pusat rehab.7. Ketujuh, sebelum pasien dinyatakan siap untuk pulang, ia akan mendapatkan pembekalan tentang cara hidup sehat dan menjauhi penyalahgunaan narkoba di masa yang akan datang.
8. Kedelapan, pasien juga akan mendapatkan dukungan sosial dan keluarga selama masa rehabilitasi di pusat rehab.
9. Kesembilan, setelah pasien dinyatakan siap untuk pulang, maka ia akan diberikan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan di luar pusat rehab.
10. Kesepuluh, pasien akan terus dimonitor oleh tim medis dan psikolog secara berkala hingga ia benar-benar pulih dan siap untuk hidup normal di masyarakat luar pusat rehab.
11. Kesebelas, jika kondisi pasien memburuk atau ia mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan di luar pusat rehab, maka ia akan dibawa kembali ke pusat rehab untuk mendapatkan bantuan.
12. Terakhir, setelah pasien benar-benar pulih dan siap untuk hidup normal di masyarakat luar pusat rehab, maka ia akan diberikan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Sejarah metode ini
Metode 12 langkah untuk melakukan rehabilitasi narkoba berasal dari program yang dibuat oleh Dr. Bob Smith dan Bill Wilson pada tahun 1935. Kedua pria ini adalah pendiri Alcoholics Anonymous (AA), sebuah organisasi yang menyediakan bantuan bagi mereka yang menderita alkoholisme. Program AA telah terbukti berhasil, dan seiring dengan waktu, ia telah diadaptasi untuk digunakan dalam upaya rehabilitasi narkoba.
Bagaimana cara kerjanya?
Pelaksanaan metode 12 langkah dalam melakukan rehabilitasi narkoba adalah sebuah proses yang melibatkan beberapa langkah untuk membantu mereka yang menderita ketergantungan narkoba untuk pulih. Metode ini telah terbukti efektif dalam membantu mereka yang menderita ketergantungan narkoba untuk mengatasi masalahnya dan hidup normal kembali.
Langkah-langkah yang terlibat dalam metode 12 langkah adalah sebagai berikut:
1. Pertama, pasien harus mengakui bahwa ia memiliki masalah dengan narkoba dan bersedia untuk melakukan perubahan dalam hidupnya.
2. Kedua, pasien akan mencari pertolongan dari Tuhan atau Power Higher Up-nya untuk mengatasi masalahnya.
3. Ketiga, pasien akan membuat janji untuk tidak lagi menggunakan narkoba dan akan membuat perubahan positif dalam hidupnya.
4. Keempat, pasien akan mengakui kesalahannya dan akan berusaha untuk memperbaikinya.
5. Kelima, pasien akan meminta maaf kepada orang-orang yang ia telah berbuat salah dan akan berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan mereka.
6. Keenam, pasien akan membuat rencana untuk menghindari masalah di masa depan dan akan mengubah gaya hidupnya sehingga ia dapat hidup sehat dan bahagia.
7. Ketujuh, pasien akan menerima konsekuensi dari tindakannya dan akan belajar dari kesalahannya.
8. Kedelapan, pasien akan berusaha untuk membantu orang lain yang menderita ketergantungan narkoba untuk pulih seperti yang ia lakukan.
9.
Kesembilan, pasien akan terus mengikuti program rehabilitasi narkoba dan akan berusaha untuk selalu meningkatkan diri.
10. Sepuluh, pasien akan menjadi lebih positif dan optimis dalam hidupnya dan akan berusaha untuk hidup sehari-hari dengan cara yang lebih baik.
11. Sebelas, pasien akan selalu ingat bahwa ia masih dapat kembali ke jalan yang benar jika ia mulai mengalami masalah lagi dengan narkoba.
12. Terakhir, pasien akan hidup satu hari setelah yang lain dengan percaya bahwa ia dapat mencapai kesuksesan dalam hidupnya tanpa harus mengandalkan narkoba.
Apakah efektif?
Efektifitas pelaksanaan metode 12 langkah dalam melakukan rehabilitasi narkoba memang telah terbukti. Banyak lulusan dari program ini yang berhasil menjadi warga sipil yang produktif kembali. Tidak hanya itu, banyak juga yang berhasil menjadi pengusaha atau pekerja kreatif setelah lulus dari program ini.
Bagaimana keadaan di Indonesia?
Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, dengan lebih dari 260 juta orang. Selain itu, Indonesia juga memiliki salah satu tingkat konsumsi narkoba tertinggi di dunia. Oleh karena itu, melakukan rehabilitasi narkoba di Indonesia adalah sebuah tantangan besar.
Untuk memulai rehabilitasi narkoba, mereka yang menderita harus mengikuti 12 langkah program yang telah ditetapkan. Program ini dimulai dengan pengenalan dan pendidikan tentang narkoba dan efeknya pada tubuh manusia. Kemudian, pasien akan mulai menyesuaikan diri dengan hidup tanpa narkoba dan mengembangkan kembali keterampilan sosial dan kerja. Terapi juga akan dilakukan untuk membantu mereka yang menderita gangguan mental akibat penyalahgunaan narkoba.
Pada tahap akhir, pasien akan dipersiapkan untuk hidup mandiri tanpa harus tergantung pada narkoba lagi.
Solusi alternatif
Dalam artikel ini, penulis akan membahas 12 langkah yang dapat dilakukan untuk menangani masalah narkoba. Sebelum memulai, perlu diketahui bahwa ada beberapa pendekatan rehabilitasi narkoba yang umum digunakan, yaitu:
1. Pendekatan Biomedis
2. Pendekatan Psikososial
3. Pendekatan Spiritual
4. Kombinasi Pendekatan Biomedis dan Psikososial
5. Kombinasi Pendekatan Biomedis dan Spiritual
6. Kombinasi Pendekatan Psikososial dan Spiritual
Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing serta cocok untuk individu dengan kondisi tertentu. Oleh karena itu, sebelum memilih salah satu metode, perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli/profesional yang berpengalaman dalam bidang ini agar mendapatkan solusi yang tepat bagi Anda atau pasien Anda. Selain itu, sebagian besar pendekatan ini dapat dilakukan dengan biaya relatif terjangkau, sehingga jangan menunda untuk mencoba salah satu dari pendekatan-pendekatan ini.
1. Memahami penyebab masalah narkoba
2. Mengidentifikasi gangguan mental yang mendasari penyalahgunaan narkoba
3. Mendeteksi gejala awal penyalahgunaan narkoba
4. Mencegah pembentukan toleransi terhadap narkoba
5. Mencegah ketergantungan fisik dan mental terhadap narkoba
6. Mengurangi rasa ingin tahu akan narkoba
7. Mendisiplinkan diri sendiri dan orang lain yang berisiko terjadinya penyalahgunaan narkoba
8. Membuat rencana untuk menghindari kembali penyalahgunaan narkoba
9. Menjauhi tempat dan orang-orang yang berisiko menyebabkan penyalahgunaan narkoba
10. Mengurangi stres dan rasa bosan
11. Mengembangkan hobi yang positif
12. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan keagamaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan metode 12 langkah
Pelaksanaan metode 12 langkah dalam melakukan rehabilitasi narkoba sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Faktor Motivasi
Faktor motivasi berpengaruh besar dalam pelaksanaan metode 12 langkah dalam rehabilitasi narkoba. Pasien harus memiliki motivasi internal yang kuat untuk berubah, sehingga mereka mau dan bersedia untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi sesuai metode 12 langkah. Motivasi juga berpengaruh pada gaya hidup setelah rehabilitasi, apakah pasien akan tetap terbebas dari penyalahgunaan narkoba, atau justru kembali terjebak dan mengalami relapse.
2. Faktor Teknis
Faktor teknis sangat berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Para tenaga kesehatan yang melakukan rehabilitasi harus memiliki pengetahuan teknis yang cukup baik tentang wasir (perdarahan rektum), penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Jika tidak, maka akan sulit bagi mereka untuk memberikan perawatan yang tepat kepada pasien, sehingga proses rehabilitasi akan menjadi gagal.
3. Faktor Keadaan Psikologis
Faktor keadaan psikologis berpengaruh besar dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang sedang mengalami ketergantungan narkoba umumnya mengalami masalah psikologis seperti depresi, ansietas, gangguan tidur, hingga gangguan mental lainnya. Kondisi psikologis yang tidak stabil ini seringkali membuat pasien enggan untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi atau justru malah melarikan diri dari tempat rehabilitasi. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah psikologis pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.
4. Faktor Keadaan Ekonomi
Faktor keadaan ekonomi berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali datang dari keluarga kurang mampu, sehingga tidak memiliki biaya untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menyediakan fasilitas dan biaya untuk pasien yang kurang mampu, agar mereka bisa ikut serta dalam seluruh proses rehabilitasi dengan baik dan tidak terhambat oleh keadaan ekonomi.
5. Faktor Keadaan Sosial
Faktor keadaan sosial juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali memiliki masalah sosial seperti hubungan yang buruk dengan keluarga, teman, atau masyarakat sekitarnya. Masalah ini seringkali menjadi hambatan bagi pasien dalam mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, sehingga mereka seringkali gagal dan mengalami relapse. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah sosial pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.
6. Faktor Keadaan Lingkungan
Faktor keadaan lingkungan juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Kondisi lingkungan seperti cuaca, kepadatan populasi, aksesibilitas, dan sebagainya seringkali mempengaruhi kondisi psikologis pasien, sehingga mereka enggan untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi atau justru malah melarikan diri dari tempat rehabilitasi. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik faktor lingkungan agar pasien bisa ikut serta dalam seluruh proses rehabilitasi dengan baik dan tidak terhambat oleh masalah lingkungan.7. Faktor Keadaan Jasmani
Faktor keadaan jasmani berpengaruh besar dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali memiliki masalah jasmani seperti wasir (perdarahan rektum), penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Masalah ini seringkali menjadi hambatan bagi pasien dalam mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, sehingga mereka seringkali gagal dan mengalami relapse. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah jasmani pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.8. Faktor Kondisi Psikososial
Faktor kondisi psikososial berpengaruh besar dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali memiliki masalah psikososial seperti hubungan yang buruk dengan keluarga, teman, atau masyarakat sekitarnya. Masalah ini seringkali menjadi hambatan bagi pasien dalam mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, sehingga mereka seringkali gagal dan mengalami relapse. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah psikologis pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.
9. Faktor Keterlibatan Keluarga
Faktor keterlibatan keluarga juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Keluarga yang supportive akan memberikan dukungan moril dan materil bagi pasien, sehingga mereka lebih bersemangat untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi. Selain itu, keluarga juga bisa memberikan monitoring terhadap pasien sehingga mereka bisa cepat mendeteksi apabila pasien sedang mengalami masalah atau sedang mengalami relapse.
10. Faktor Sarana dan Prasarana
Faktor sarana dan prasarana berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Para tenaga kesehatan yang melakukan rehabilitasi harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruangan yang nyaman, tempat tidur yang nyaman, peralatan medis yang lengkap, dan obat-obatan yang dibutuhkan. Jika tidak, maka akan sulit bagi para tenaga kesehatan untuk memberikan perawatan yang tepat kepada pasien, sehingga proses rehabilitasi akan menjadi gagal.
11. Faktor Kondisi Geografis
Faktor kondisi geografis juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Kondisi geografis seperti cuaca, kepadatan populasi, aksesibilitas, dan sebagainya seringkali mempengaruhi kondisi psikologis pasien, sehingga mereka enggan untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi atau justru malah melarikan diri dari tempat rehabilitasi. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik faktor lingkungan agar pasien bisa ikut serta dalam seluruh proses rehabilitasi dengan baik dan tidak terhambat oleh masalah lingkungan.12. Faktor Keadaan Jasmani
Faktor keadaan jasmani berpengaruh besar dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali memiliki masalah jasmani seperti wasir (perdarahan rektum), penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Masalah ini seringkali menjadi hambatan bagi pasien dalam mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, sehingga mereka seringkali gagal dan mengalami relapse. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah jasmani pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.13. Faktor Lingkungan Sekitar
Faktor lingkungan sekitar juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali memiliki masalah dengan lingkungan sekitarnya, seperti hubungan yang buruk dengan keluarga, teman, atau masyarakat sekitarnya. Masalah ini seringkali menjadi hambatan bagi pasien dalam mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, sehingga mereka seringkali gagal dan mengalami relapse. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah sosial pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.14. Faktor Kepatuhan Pasien
Faktor kepatuhan pasien berpengaruh besar dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba haruslah siap untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, agar mereka bisa segera kembali ke kehidupan normal dan terbebas dari penyalahgunaan narkoba. Selain itu, pasien juga harus mau menerima segala perawatan yang diberikan oleh para tenaga kesehatan, agar proses rehabilitasi berjalan dengan lancar.15. Faktor Kesadaran Pasien
Faktor kesadaran pasien juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba haruslah sadar akan kondisinya, sehingga mereka bersedia untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas. Selain itu, pasien juga harus mampu untuk mengendalikan diri sendiri, agar tidak terjebak kembali ke dalam penyalahgunaan narkoba setelah rehabilitasi selesai.16. Faktor Sikap Pasien
Faktor sikap pasien juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba haruslah siap untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, agar mereka bisa segera kembali ke kehidupan normal dan terbebas dari penyalahgunaan narkoba. Selain itu, pasien juga harus mampu untuk mengendalikan diri sendiri, agar tidak terjebak kembali ke dalam penyalahgunaan narkoba setelah rehabilitasi selesai.
17. Faktor Ketegangan Sosial
Faktor ketegangan sosial juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali memiliki masalah dengan hubungan sosialnya, seperti hubungan yang buruk dengan keluarga, teman, atau masyarakat sekitarnya. Masalah ini seringkali menjadi hambatan bagi pasien dalam mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, sehingga mereka seringkali gagal dan mengalami relapse. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah sosial pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.18. Faktor Kebutuhan Psikologis
Faktor kebutuhan psikologis juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali memiliki masalah psikologis seperti depresi, ansietas, gangguan tidur, hingga gangguan mental lainnya. Kondisi psikologis yang tidak stabil ini seringkali membuat pasien enggan untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi atau justru malah melarikan diri dari tempat rehabilitasi. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah psikologis pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.19. Faktor Kebutuhan Medis
Faktor kebutuhan medis juga berpengaruh dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali memiliki masalah medis seperti wasir (perdarahan rektum), penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Masalah ini seringkali menjadi hambatan bagi pasien dalam mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas, sehingga mereka seringkali gagal dan mengalami relapse. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menangani dengan baik masalah medis pasien sebelum, selama, dan setelah rehabilitasi.20. Faktor Kondisi Sosial Ekonomi
Faktor kondisi sosial ekonomi berpengaruh besar dalam pelaksanaan metode 12 langkah recentralisasi. Pasien yang datang untuk melakukan rehabilitasi narkoba seringkali berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga tidak memiliki biaya untuk mengikuti seluruh proses rehabilitasi secara tuntas. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan harus bisa menyediakan fasilitas dan biaya untuk pasien yang kurang mampu, agar mereka bisa ikut serta dalam seluruh proses rehabilitasi dengan baik dan tidak terhambat oleh keadaan ekonomi.
Manfaat dari metode 12 langkah
Metode 12 langkah adalah sebuah metode yang telah terbukti efektif dalam membantu orang-orang yang menderita gangguan narkoba. Metode ini membantu mereka untuk mengubah gaya hidup mereka dan mengatasi masalah-masalah yang mendorong penyalahgunaan narkoba.
Berikut adalah beberapa manfaat dari metode 12 langkah:
1. Membantu Anda untuk mengidentifikasi masalah-masalah Anda dan menemukan solusi untuk mengatasinya.
2. Membantu Anda untuk belajar bagaimana cara mengatasi stres dan tekanan tanpa menggunakan narkoba.
3. Membantu Anda untuk beradaptasi dengan kehidupan tanpa narkoba, dan memberikan dorongan kepada Anda untuk melakukan aktivitas positif seperti olahraga atau volunteering.
4. Mendekatkan Anda dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, sehingga Anda dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan.
5. Membantu Anda untuk memahami bagaimana narkoba berpengaruh buruk pada tubuh dan pikiran, sehingga Anda dapat mengubah perilaku Anda sebelum penyalahgunaan narkoba berlanjut.
6. Membantu Anda untuk membangun kembali hubungan yang hilang dengan keluarga dan teman-teman, sehingga Anda dapat mendapatkan dukungan emosional yang Anda butuhkan.
7. Membantu Anda untuk memahami bagaimana narkoba berpengaruh buruk pada masyarakat, sehingga Anda dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
8. Memberikan Anda kesempatan untuk bersyukur atas kehidupan yang Anda miliki tanpa narkoba, dan memberikan motivasi untuk tetap abstinent.
9. Mendidik Anda tentang bahaya narkoba, sehingga Anda dapat mengajari orang lain dan membantu mereka menghindari penyalahgunaan narkoba.
10. Membantu Anda untuk memahami bagaimana penyalahgunaan narkoba berpengaruh buruk pada anak-anak, sehingga Anda dapat menjadi contoh yang baik bagi mereka.
11. Membantu Anda untuk mengembangkan kemampuan untuk hidup dengan segala kondisi dan situasi, sehingga Anda dapat mengatasi masalah-masalah tanpa menggunakan narkoba.
12. Membantu Anda untuk menuju kehidupan yang lebih baik, dengan memfokuskan energi Anda pada aktivitas positif dan memberikan dorongan untuk tetap abstinent.
Alternatif dari metode 12 langkah
Metode 12 langkah telah lama menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin mengakhiri kecanduan narkoba. Alternatif dari metode ini adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi atau menghentikan penggunaan narkoba sesegera mungkin. Ini biasanya dilakukan dengan bantuan dokter atau perawat kesehatan mental yang akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit dan gejala withdrawal.
2. Melakukan terapi, baik individual maupun kelompok. Banyak program rehabilitasi narkoba yang berfokus pada terapi, seperti Metode Alternatif 12 Langkah (A12). Terapi ini akan membantu Anda mendalami alasan Anda untuk menggunakan narkoba dan bagaimana cara untuk hidup tanpa narkoba.
3. Membangun atau menyertai komunitas pendukung, seperti Kelompok Pendukung Narkoba Anonymous (NA) atau Al-Anon. Komunitas ini akan memberikan dukungan emosional dan moral yang dibutuhkan untuk mengakhiri kecanduan narkoba.
4. Melakukan aktivitas yang positif, seperti olahraga, hobi, atau volunteering. Aktivitas ini akan membantu Anda mengalihkan perhatian Anda dari penggunaan narkoba dan memberikan rasa kesenangan yang positif.
5. Mengurangi atau menghindari kontak dengan orang-orang dan tempat-tempat yang telah diidentifikasi sebagai trigger penggunaan narkoba. Ini akan membantu Anda untuk tidak terjebak kembali dalam lingkaran penggunaan narkoba.
6. Membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang yang mendukung Anda dalam upaya Anda untuk hidup tanpa narkoba. Hubungan ini akan memberikan dorongan emosional dan moral yang dibutuhkan untuk mengakhiri kecanduan narkoba.
7. Berpikir positif tentang Anda sendiri dan hidup Anda. Ini akan membantu Anda untuk tidak menyesali keputusan Anda untuk hidup tanpa narkoba dan memberikan rasa percaya diri yang dibutuhkan untuk berhasil.
8. Mengambil tanggung jawab atas hidup Anda. Ini akan membantu Anda untuk mengendalikan situasi dan kondisi dalam hidup Anda dan bukan sebaliknya.
9. Menentukan tujuan-tujuan hidup yang realistis dan berusaha untuk mencapainya. Ini akan memberikan rasa kesempatan dan memberikan penghargaan yang positif setelah Anda mencapai tujuan-tujuan tersebut.
10. Belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu, baik yang positif maupun negatif, dan gunakan pengetahuan ini untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ini akan membantu Anda untuk tidak terjebak dalam pola penggunaan narkoba sebelumnya dan membuat keputusan yang lebih baik untuk masa depan.
11. Mengakui bahwa Anda memiliki masalah dengan narkoba dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Ini akan memberikan rasa percaya diri dan memberikan keyakinan kepada orang lain bahwa Anda serius dalam upaya Anda untuk hidup tanpa narkoba.
12. Menjadi p role model bagi orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam upaya untuk hidup tanpa narkoba. Ini akan memberikan rasa percaya diri dan memberikan penghargaan yang positif setelah Anda berhasil dalam upaya Anda.
Kontraindikasi dari Metode 12 Langkah
Kontraindikasi dari Metode 12 Langkah
1. Jika Anda memiliki masalah dengan alkohol atau narkoba, jangan mencoba metode 12 langkah ini.
2. Jika Anda tidak siap untuk menerima bantuan, jangan mencoba metode 12 langkah ini.
3. Jika Anda sedang dalam kondisi medis yang buruk, jangan mencoba metode 12 langkah ini.4. Jika Anda tidak dalam kondisi mental yang baik, jangan mencoba metode 12 langkah ini.5. Jika Anda tidak dalam kondisi fisik yang baik, jangan mencoba metode 12 langkah ini.
6. Jika Anda tidak memiliki dukungan sosial, jangan mencoba metode 12 langkah ini.7. Jika Anda tidak siap untuk berubah, jangan mencoba metode 12 langkah ini.8. Jika Anda tidak memiliki komitmen yang kuat, jangan mencoba metode 12 langkah ini.9. Jika Anda tidak dapat mengikuti petunjuk yang diberikan, jangan mencoba metode 12 langkah ini.
10. Jika Anda tidak dapat mengendalikan diri sendiri, jangan mencoba metode 12 langkah ini.11. Jika Anda tidak dapat mengikuti peraturan yang ditetapkan, jangan mencoba metode 12 langkah ini.
12. Jika Anda tidak siap untuk menerima konsekuensi dari tindakan Anda, jangan mencoba metode 12 langkah ini.
Kesimpulan
Dari seluruh rangkaian langkah yang ada dalam metode 12 langkah, para peneliti telah menyimpulkan beberapa hal. Pertama, rehabilitasi narkoba perlu dilakukan dengan cara yang benar-benar komprehensif. Kedua, upaya rehabilitasi haruslah berkesinambungan dan tidak boleh hanya dilakukan secara sekilas. Ketiga, selama proses rehabilitasi berlangsung, seseorang harus mampu mengendalikan diri dan tidak balik ke narkoba. Keempat, selama proses rehabilitasi juga diperlukan dukungan dari lingkungan terdekat agar sukses. Kelima, setelah melewati masa rehabilitasi dengan baik, seseorang harus tetap waspada akan potensi kembali terjebak dalam narkoba.
コメント