Tanaman koka adalah semak tropis yang berasal dari Amerika Selatan. Daun tanaman koka telah digunakan selama berabad-abad oleh penduduk asli untuk efek psikoaktifnya. Bahan aktif dalam daun koka adalah kokain, yang merupakan stimulan yang kuat. Kokain pertama kali diisolasi dari tanaman koka pada tahun 1859 dan penggunaannya sebagai obat rekreasi dimulai segera setelah itu. Kokain sangat adiktif dan memiliki efek samping yang serius, termasuk serangan jantung dan stroke. Penggunaan kokain adalah ilegal di sebagian besar negara. Dalam posting blog ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana tanaman koka digunakan untuk membuat kokain. Kita juga akan melihat sejarah penggunaan kokain dan bahaya obat terlarang ini.
Apa itu tanaman koka?
Tanaman koka, juga dikenal sebagai Erythroxylon coca, adalah semak tropis yang berasal dari Amerika Selatan. Daun tanaman koka telah digunakan selama berabad-abad oleh penduduk asli di wilayah Andean untuk khasiat psikoaktifnya. Bahan psikoaktif utama dalam daun koka adalah kokain, itulah sebabnya tanaman ini sering dikaitkan dengan perdagangan obat terlarang. Namun, penggunaan daun koka secara tradisional tidak melibatkan kegiatan ilegal. Misalnya di Peru, daun koka sering dikunyah atau diseduh menjadi teh yang disebut mate de coca, yang biasa dikonsumsi para pekerja Peru untuk membantu mereka mengatasi ketinggian dan kelelahan.
Tanaman koka dapat digunakan untuk membuat kokain, tetapi juga dapat digunakan untuk keperluan lain seperti membuat teh atau daun kunyah. Daun koka biasanya dikeringkan dan kemudian dikunyah atau diseduh menjadi teh. Saat kokain diproduksi dari tanaman koka, daunnya terlebih dahulu direndam dalam larutan basa dan kemudian disaring untuk menghilangkan kotoran. Cairan yang dihasilkan kemudian dicampur dengan asam sulfat dan dipanaskan, yang menyebabkan kokain mengendap dari larutan. Produk akhir berupa bubuk putih yang dapat dihirup atau disuntikkan.
Bagaimana kokain dibuat dari tanaman koka?
Kokain dibuat dari tanaman koka dengan mengekstrak alkaloid kokain dari daun tanaman. Ini biasanya dilakukan dengan merendam daun dalam air dan kemudian menambahkan larutan basa, yang menyebabkan kokain mengendap dari campuran. Kokain kemudian dikumpulkan dan dikeringkan.
Sejarah produksi kokain
Kokain adalah stimulan kuat yang telah digunakan selama berabad-abad. Tanaman koka, asal kokain, telah dibudidayakan di Amerika Selatan selama ribuan tahun.
Penggunaan daun koka yang paling awal diketahui berasal dari peradaban Inca, yang akan mengunyah daunnya untuk mendapatkan efek euforia. Coca juga digunakan sebagai persembahan kepada para dewa dan dianggap memiliki khasiat obat.
Pada abad ke-19, kokain mulai diekstraksi dari daun koka dan digunakan dalam berbagai sediaan medis. Itu disebut-sebut sebagai obat mujarab dan digunakan untuk mengobati segala sesuatu mulai dari sakit gigi hingga gangguan pencernaan.
Pada tahun 1884, ahli kimia Jerman Albert Niemann mengisolasi bahan aktif dalam kokain, yang dia beri nama "kokain". Pada tahun 1886, ahli kimia Jerman lainnya, Felix Hoffmann, menciptakan proses sintesis kokain dari anhidrida asetat dan dietil eter. Proses ini membuat produksi kokain jauh lebih mudah dan hemat biaya.
Penggunaan kokain menjadi populer pada akhir abad ke-19 di kalangan seniman dan intelektual di Eropa. Itu dilihat sebagai cara untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Pada awal abad ke-20, penggunaan kokain mulai menyebar ke masyarakat umum.
Selama tahun 1920-an, kokain tersedia secara luas di Amerika Serikat karena Larangan. Penggunaannya meningkat sepanjang dekade, yang berpuncak pada popularitasnya selama "dua puluhan yang menderu".
Menjelang tahun 1930
Perdagangan kokain hari ini
Perdagangan kokain saat ini adalah industri multi-miliar dolar yang memasok obat tersebut ke pengguna di hampir setiap negara di dunia. Terlepas dari upaya penegakan hukum untuk menindak produksi dan perdagangan, permintaan kokain terus meningkat. Mayoritas kokain diproduksi di Amerika Selatan, khususnya di Kolombia, Peru, dan Bolivia.
Dari negara-negara ini, kokain biasanya dikirim ke Meksiko atau Amerika Tengah, kemudian diselundupkan ke Amerika Serikat. Tujuan populer lainnya untuk kokain termasuk Eropa, Australia, dan Asia. Perdagangan kokain telah berkontribusi pada kekerasan dan ketidakstabilan di banyak negara penghasil dan transit. Selain itu, penggunaan tenaga kerja anak banyak terjadi dalam budidaya dan pengolahan koka.
Bagaimana kokain mempengaruhi otak
Ketika kokain memasuki otak, itu menyebabkan peningkatan pesat dalam tingkat dopamin. Ini mengarah pada perasaan euforia yang dikaitkan dengan penggunaan kokain. Namun, efek tinggi dari kokain tidak bertahan lama. Hal ini dapat membuat orang terus menggunakan kokain dalam upaya untuk mempertahankan rasa mabuk.
Penggunaan kokain dapat menyebabkan sejumlah efek buruk pada otak. Ini termasuk peningkatan kecemasan, paranoia, dan lekas marah. Kokain juga dapat menyebabkan perubahan pola tidur dan nafsu makan.
コメント